Selasa, 09 Agustus 2011

MEMBANGUN CITRA MADRASAH

MEMBANGUN CITRA MADRASAH
Image masyarakat terhadap Madrasah sering diidentikkan dengan lembaga pendidikan second class, tidak maju, kumuh, dan citra negatif lain masih sering menempel di madrasah. Citra madrasah seperti itu harus diubah melalui unjuk prestasi dan unjuk bukti. Untuk mewujudkan madrasah yang berprestasi perlu langkah-langkah strategis yang harus dikembangkan oleh madrasah dalam membangun citra positif  sehingga ada akselerasi peningkatan kualitas madrasah.
Langkah-langkah yang harus diperhatikan oleh insan madrasah untuk mengantarkan madrasah yang memiliki citra positif  adalah madrasah harus mempunyai (1) visi dan misi yang jelas, (2) kepala madarasah yang professional, (3) guru yang professional, (4) lingkungan yang kondusif, (5) ramah siswa, (6) manajemen yang kuat, (7) kurikulum yang luas tapi seimbang, (8) penilaian dan pelaporan prestasi siswa yang bermakna, serta (9) pelibatan orang tua/masyarakat.
Menciptakan trend dunia pendidikan pada saat ini menjadi sebuah tuntutan. Bila dikomparasikan dengan produk-produk elektronik, dunia pendidikan juga hendaknya lebih berani berinovasi meskipun disadari bahwa produk pendidikan tidak bisa dinikmati secara langsung. Keberanian berevolusi di bidang pendidikan di bawah Kementrian Agama menjadi sebuah tantangan agar stigma masyarakat yang menganggap madrasah sebagai kasta kedua perlahan-lahan akan pupus.
Untuk menciptakan citra unggulan madrasah perlu mempertimbangan beberapa rumus. Pertama, be Inovative, menciptakan suatau produk terobosan yang baru. Istilah inovasi bisa diolah pada materi kurikulumnya, fasilitas, atau pengajarannya, seperti Madrasah Tsanawiyah Negeri Purwakarta dikenal sebagai madrasah hijau dan produk pupuk serta obat-obat Herbal.
Kedua, be Different, bila inovasi sulit dicapai, maka membuat yang berbeda dari sekolah/madrasah lain juga merupakan jembatan yang tidak rumit. Seperti kalau pada produk makanan, lazimnya bakso berbentuk bundar, tapi kita bisa menciptakan bakso cinta, bakso bintang dsb. Restoran juga sering menyajikan menu dengan istilah yang aneh, seperti soto Petir, bakso rudal, bakso golf, sate bledeg. Tidak hanya di sini saja banyak produk jasa melengkapi dengan fasilitas hot spot untuk melayani user yang accep pada teknologi.
Ketiga be The Best, bila ingin menciptakan produk yang sama setidaknya kita bisa melayani dengan cara yang terbaik, dari fasilitas dan pengajaran yang terbaik. Maksud dari pelayanan yang terbaik adalah memberikan segala kelebihan di banding dengan sekolah/madrasah lain, dari segi fasilitas sampai dengan pelayanan. Pelayanan juga menyangkut kemudahan dalam mengakses segala sesuatu yang berhubungan dengan sekolah/madrasah yang bersangkutan. Keramahan wajib diterapkan supaya para pelanggan merasa nyaman dan diperhatikan.
           Usaha untuk mengkomunikasikan  peningkatan mutu dan keberhasilan madrasah di bidang pendidikan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara.  Untuk masyarakat sasaran tingkat lokal, itu dapat dilakukan dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang menyebabkan masyarakat setempat tertarik untuk datang ke madrasah tersebut.  Pameran, kegiatan olah raga dan kesenian yang melibatkan masyarakat setempat, kunjungan orang tua dan calon siswa ke sekolah (open day), keikutsertaan dalam pawai dan karnaval di kota sendiri, semuanya merupakan sarana untuk memperkenalkan madrasah itu ke masyarakat dan mengkomunikasikan prestasi madrasah.  Untuk masyarakat sasaran yang lebih jauh tempatnya, komunikasi ini dapat dilakukan lewat brosur, tanggalan, cinderamata, majalah siswa madrasah, newsletter, atau surat kabar umum (lewat pemuatan berita kegiatan madrasah) atau membuka situs baik dalam bentuk situs resmi berbayar atau tak berbayar (Blog).
Saatnya madrasah maju dan mengubah paradigma lama. DIGJAYA MADRASAH……!
Ditulis oleh: Drs. EDI NUR SAFARI, M.Pd.I
Kepala MTs Negeri BOjong  Purwakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar