Selasa, 09 Agustus 2011

Menyambut Bulan Muharam

MENYAMBUT TAHUN BARU HIJRIAH KITA TINGKATKAN KETAQWAAN DAN KESHOLEHAN SOSIAL

Sebagai peristiwa sejarah barangkali hijrah hanya terjadi sekali. Tapi hijrah  sebagai stategi, sebagai taktik dari sebuah gerakan akan terus diperlukan dalam konteks ruang dan waktu yang berbeda-beda. Karena ini nilai yang terkandung di dalam peristiwa Hijrah tetap relevan untuk dijadikan referensi kehidupan. Lalu apa yang dikandung dalam peristiwa Hijrah?
Banyak hikmah yang bisa dipetik dari peristiwa hijrah. Betapa Nabi Saw. dan para sahabat rela meninggalkan kampung halaman tempat lahir dan dibesarkan. Seluruh keluarga yang berbeda akidah melambaikan tangan, mengucapkan selamat berpisah. Berangkat mengarungi lautan padang pasir yang terhampar sejauh 400 km. lalu apa yang mereka perjuangkan?
Yang mereka perjuangkan adalah iman. Karena iman mereka tinggalkan kampung halaman. Karena iman mereka tinggalkan harta benda. Karena iman mereka rela berpisah dengan keluarganya yang mungkin berbeda aqidah. Iman yang mereka pertahankan melahirkan ketenangan batin. Kalau batin bahagia penderitaan badan tidak terasa. Itulah sebabnya mengapa gurun pasir jadi terasa indah, terik matahari tampak bagai pantulan sinar purnama, yang jauh terasa dekat, yang lemah menjadi kuat, yang takut menjadi berani. Perjalanan Mekkah Madinah mereka tempuh dengan berbekal keimanan.
Oleh karena itu memperingati atau memasuki tahun baru hijriah harus dengan semangat meningkatkan keimanan sebagaiamana latar belakang historis dan sosiologis dari peristiwa hijrah dahulu.
Hikmah kedua yang harus dipahami ialah hijrah merupakan perjuangan ukhuwah. Kita bisa simak bagaimana orang-orang Madinah (kaum Ansor) menyambut orang-orang Mekkah (kaum Muhajirin) sebagai saudara. Kemudian mereka bergaul dalam suasana ukhuwah yang berlandaskan pada satu keyakinan bahwa semua manusia berasal dari Nabi Adam dan Nabi Adam diciptakan dari tanah. Tak ada yang melebihkan seseorang dari yang lainnya kecuali karena taqwanya.
â  4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 $#  ×  
”sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kalian.”
Hikmah ketiga, hijrah itu merupakan perjalanan ibadah. Hijrah yang dilakukan oleh Rosulullah bukan paket wisata, piknik, atau jalan-jalan. Karena itu yang lebih dahulu ditata adalah motivasi atau niat. Pada waktu ada perintah Hijrah motivasi para sahabat tidak sama. Niatnya bermacam-macam, sehingga kemudian Nabi bersabda:




”Sesungguhnya amal-amal perbuatan itu tergantung niatnya dan bagi tiap orang yang diniatinya. Barang siapa hijrahnya kepada Allah dan Rosul-Nya maka hijrahnya karena Allah dan Rosul-Nya. Barang siapa hijrahnya untuk meraih kesenangan dunia atau menikahi wanita, maka hijrahnya adalah kepada apa yang ia hijrahi.” (HR. Bukhori).

Dalam memasuki tahun baru ini marilah kita merenung, apakah jejak, langkah, perilaku kita pada tahun lalu sudah sesuai dengan aturan Allah dan Rosul-Nya. Marilah kita isi tahun baru ini dengan lembaran baru, semangat kerja baru, dan meningkatkan amal soleh dan kesholehan sosial, agar lebih baik dari tahun yang lalu. Kita senantiasa berupaya agar hari esok lebih baik dari hari ini, agar kita termasuk orang yang beruntung.

Jangan sampai hari ini sama dengan hari kemarin, karena kita termasuk orang yang merugi

Apalagi bila hari ini lebih buruk dari hari kemarin, kita termasuk orang-orang yang celaka.
Dalam menyambut tahun baru Hijriah bagi umat Islam, telah dicontohkan oleh Rosulullah SAW antara lain :
  1. Melakukan saum sunah pada tanggal 1 Muharram.
  2. Mengisi tahun baru dengan meningkatkan ibadah kepada Allah Swt.
  3. Mengisi tahun baru dengan meningkatkan amal soleh dan mengganti perbuatan jelek dengan perbuatan yang baik. Sebab makna hijrah secara ruhaniah adalah mengganti perbuatan  yang negatif dengan perbuatan positif.
Setiap pergantian tahun mengingatkan kepada kita, bahwa walaupun bilangan usia bertambah, namun pada hakekatnya usia kita berkurang satu tahun dan makin dekat ke titik akhir kehidupan kita, yaitu mati. Hidup ini adalah perjalanan singkat menuju ke titik akhir kehidupan   yaitu kematian, sebagai pintu untuk menuju kehidupan yang lebih panjang dan abadi, yakni kehidupan akherat. Karena itu ketika kita hidup di dunia, kita harus berupaya mempersiapkan bekal yaitu ketaqwaan untuk menuju kehidupan nanti di akherat.
” Berbekallah kalian untuk kembali ke negeri akherat dan sebaik-baiknya bekal adalah taqwa.”
Oleh karena itu marilah kita isi tahun baru ini dengan meningkatkan ketaqwaan dan amal sholeh serta mengganti perbuatan yang negatif dengan perbuatan positif. Mari kita mulai dari hari ini, kita mulai dari diri kita masing-masing, dan kita mulai dari hal-hal yang kecil. Semoga tahun baru kali ini lebih baik dari tahun lalu dan lebih bermakna bagi kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, dan agama. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar