SELAMANYA PENGANTIN BARU
(Muhasabah buat para para pasutri)
Rumah tangga…? Pernahkah Anda sedikit merenung tentang kata itu? Misalnya, kenapa keluarga disebut pula dengan rumah tangga dalam bahasa Indonesia. Secara kasar, mari sama-sama kita berandai-andai mengurai.
Rumah tangga, gambaran sebuah rumah yang untuk mencapainya setiap pelaku harus melewati sebuah tangga. Terkadang tangganya licin dan curam, tapi tak jarang banyak tangga yang landai dan menyenangkan. Tapi pada dasarnya, setiap anak tangga akan menguras tenaga setiap pelakunya untuk menuju rumah yang diidamkan.
Berat memang menapaki satu demi satu anak tangga menuju rumah bahagia. Bosan kadang menyelinap dan menggoda, apalagi bagi pasangan yang sudah bersama-sama lebih dari lima tahun lamanya. Cekcok sesekali mewarnai perjalanannya. Bahkan tak jarang ada yang gagal melanjutkan putaran roda menapaki anak tangga.
Rasulullah pernah bersabda, "Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah orang yang terbaik di antara kalian terhadap keluargaku." (HR. Tirmidzi & Ibnu Majah) Setelah beberapa lama Anda berkeluarga sudah seberapa jauh kita lupa tentang esensi hadits di atas?
Esensi hadits di atas adalah perbuatan baik, manis, lembut yang membuat anggota keluarga kita menjadi lebih bahagia dari biasanya. Lama waktu yang kita tempuh dalam rumah tangga membuat kita terkadang lupa bahwa kita juga harus berbuat baik. Rutinitas dan aktivitas yang itu-itu membuat kita lupa kapan terakhir kali Anda membuat istri atau suami tertawa lepas bahagia.
Terkadang kita perlu melakukan hal-hal kecil yang membuat pasangan kita berbunga hatinya. Seperti memuji dan mengatakan betapa cantik istri Anda hari ini dengan gaun warna biru, atau betapa gagah suami Anda dengan dasi warna ungu. Bukankah Rasulullah juga melakukan hal yang sama dengan menyebut istrinya, Aisyah dengan panggilan, "Ya humairoh." "Duhai si Pipi Merah."
Satu hal yang tak kalah penting dari puji-pujian ringan adalah menjaga keluarga dari kebathilan. Satu kebathilan yang dilakukan istri atau suami, akan mempengaruhi perjalanan sebuah rumah tangga. Menghiasi rumah tangga kita dengan kebaikan adalah kewajiban, seperti wajibnya kita menjaga keutuhannya.
Menghiasi rumah tangga dengan kebaikan memang perlu, sama perlunya dengan berhias diri menyenangkan hati suami atau istri. Terkadang, kita tidak sadar, kerapian suami, kecantikan istri justru bukan untuk pasangannya sendiri. Suami berangkat berangkat ke tempat kerja dengan baju rapi dan bau wangi, tapi saat di rumah ia hanya mengenakan pakaian kebesaran, sarung butut dan kaos buluk. Mulai sekarang, gantilah penampilan Anda. Tak ada salahnya tubuh Anda beraroma wangi dan pakaian Anda rapi, apalagi untuk suami atau istri.
Dan yang tak boleh Anda lupa adalah bersikap dan berlaku mesra. Jarak waktu yang panjang biasanya membuat kita, "pengantin lama" kehilangan kemesraannya. Ingat, kemesraan bukan milik pengantin baru saja. Apalagi Rasulullah pernah bersabda, "Suami-istri yang saling meremaskan tangan, maka berguguran dosa-dosanya." Subhanallah, sungguh indah luar biasa. Bagaimana, jika mulai hari ini Anda dan pasangan Anda menjadi "pengantin baru" kembali? Setuju...(ens)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar